Halaman

Rabu, 09 Januari 2013

Terapi

Bisa jadi seorang sahabat memberikan "syok terapi" pada sahabatnya karna merasa sayang..
dan sebuah niatan yg baik, akan baik pula jika caranya baik dan tepat.. (bahkan niatan baik pun terkadang bisa saja terbelokan)
Hemm.. baiklah, sebenarnya sy sedang tidak ingin membahas ttg persahabatan atau semacamnya...
Hari ini, akhirnya saya tergerak buat nulis lagi, hanya karena gara-gara tergelitik dengan kata "Syok terapi" hehe.. :D
Dulu, sy biasa aja kalau denger kata syok terapi. Ya wajar aja kalau ada pihak-pihak yang mencoba memberikan syok terapi pada seseorang sebagai treatment yg "mengagetkan" agar orang yang bersangkutan bisa berubah. Banyak dari bentuk syok terapi yg saya saksikan, biasanya berbentuk perlakuan yang tiba2 berubah 180 derajat. Misalnya, menjadi sangat tegas terhadap orang yg dituju, mendiamkan orang yang dituju yang biasanya haha hihi bareng...dll yg semacamnya. Ya, selama ga melanggar syariat, itu bagian dari uslub (cara).  it's okey, itu pilihan orang.
Belakangan ini, pemikiran saya menjadi agak berbeda tentang hal itu. Mungkin, seiring dengan informasi yang semakin banyak masuk dalam benak, dan upaya mengindra fakta lebih dalam. Saya bukan orang yg sulit menerima perubahan.. justru, saya merasa butuh untuk terus berubah. Bunglon dong? bukan. Itu semacam keinginan untuk terus merevisi pembelajaran2 dalam hidup agar menjadi utuh. Dalam prosesnya, toh ternyata pemahaman2 sederhana sewaktu kita kecil akhirnya sedikit demi sedikit berubah. Dan perubahan itu bukanlah sesuatu yg buruk. Justru itulah yg menandakan seorang manusia benar2 hidup. Dan, Itulah kenapa ilmu menjadi sangat penting dalam sebuah perubahan.
 Back to topic :)
Sekarang, bagi saya, syok terapi ga bisa ditelan mentah2. Dalam artian ga bisa asal kita copy paste diuji cobain ke orang-orang disekitar kita. (apalagi kalau niatan kita untuk membantu teman kita menghadapi/menyelesaikan masalah pribadinya).
Karena ga semua bentuk syok terapi tepat untuk seseorang. 
Ya iyalah, manusia itu unik, beda orang beda perlakuannya...
Orang-orang tertentu mungkin tepat dikasih syok terapi. tapi keberhasilan di orang yang satu ga bisa kita samain ke orang lain dengan karakter yg beda.. mau udah 20 kali kita berhasil mengubah org dg syok terapi, itu bukan jadi pembenaran bakalan cocok buat orang ke 21 yang karakternya jauh beda.
Ada orang yang bisa terpecut semangat berubahnya karena tekanan, karena melihat "saingannya" yg lebih maju, dan yang semacamnya. Potensi nya keluar saat kondisi menekannya.
Ada juga orang yang justru ga bisa ditekan. yang "citra diri" nya menjadi semakin jatuh justru saat ditekan paksa. Ya, mungkin tipe yg ini bisa aja bertahan menghadapi tekanan. tapi kekuatannya, potensi dirinya bisa terus terpendam, ga keluar2. Tipe yang ini ngeluarin potensi diri nya justru dengan di suport dan diberi kepercayaan. 
Saya bisa bilang gitu, karena saya pernah menemui dan kenal dengan cukup dalam sama dua tipe yang saya sebut itu... saya ga bisa memperlakukan mereka sama.
Dan, kalau mau dibilang, saya jenis yg kedua. :D (yah.. ketauan deh... :D)
Di banyak kejadian, sy menemukan diri saya menjadi "lebih baik" karena energi positif yang saya baca dan sy indra, karena diskusi2 hangat yang mengalirkan semangat, karena harapan-harapan yg Allah janjikan, karena suport dan kepercayaan pribadi2 istimewa yang bisa melihat sisi kekuatan saya, meyakinkan saya dan menggengamkan tangannya pada saya.
Bersyukur bgt kan, saya bisa menemui orang2 hebat itu? yg penuh energi positif dan sangat sabar...
Ketika sy menuliskan tulisan ini, sy benar2 berharap bisa menjadi bijak menghadapi keunikan dari orang-orang disekitar saya. Sy ingin menggengamkan tangan saya pada "dia yang lain"