Halaman

Kamis, 24 Oktober 2013

Sebait rekaman pagi

Pagi terus membuka lapisan pintunya
Jika kaki tak melangkah, tak kan tahu apa diakhir cerita 
lalu gelap pun urung berganti cahaya


*Catatan pagi di penghujung tahun


Senin, 23 September 2013

Berlebihan

Kemarin, saya hanya sedikit berlebihan melihat apa yang harus saya hadapi.

Merasa menjadi yang paling sulit. Padahal disana.. ya disana.. dibelahan dunia sana, ada hal yang lebih besar yang harus dia hadapinya dan dia masih bisa tersenyum. Percaya bahwa Allah akan memampukannya.. menggerakkan kakinya dengan langkah yang lebih baik.

Bahkan mungkin, tak hanya disana. Bisa jadi disini, di dekat saya. Orang-orang yang hanya berjarak 1-2 meter dari saya, mungkin dia juga punya sesuatu yang lebih besar yang mengganjal hatinya, sesuatu yang lebih berat dipikulnya daripada apa yang ada di pundak dan hati saya.

Ya, kemarin saya memang agak berlebihan.

Ya, itu kemarin.
Sekarang saya ingin miliki sikap yang lebih baik, hati yang lebih lapang, kaki yang lebih kuat, jiwa yang lebih anggun.

Dan, karena itu, saya juga tak ingin berubah secara berlebihan.
Saya harus belajar, bahwa keinginan berlebihan (menjadi superwomen) akan membuat lebih banyak masalah ketika akhirnya harus berhadapan dengan kenyataan.
Saya harus lebih bersyukur akan perubahan kecil yang saya capai dengan kekonsistenan di tiap hari-hari yang semakin membaik.

Terimakasih Ya Allah.. untuk sebuah kesadaran yang Engkau perkenankan padaku.. :')
Innallaha ma'anna!


Senin, 05 Agustus 2013

Ada Saja


yang kemudian diam
yang tak saling melihat
yang tak lagi punya kata utuk diucap

Ada saja yang membuat lupa
berjuta detikan waktu yang terlalui dalam indah
bersama

Jika bukan karena Rabb nya
maka benarlah, melapangkan hati itu amatlah sulit jadinya


***




Sabtu, 03 Agustus 2013

Ibrah

Whiii.. lagi semangat-semangatnya nulis nih.. ahahaha...
Pas diperhatiin, ternyata udah 4 hari ini saya bisa nulis tiap hari :D bahkan hari ini ada dua posting-an baru di blog ini kan? :)

Hemm.. bersyukur deh.. ternyata dibalik kejadian yang tak mengenakan ada ibrah, sy yang jadi tergerak untuk berbagi energi positif dengan nulis lagi :). (Yaa.. semoga isi ini blog beneran berenergi positif ya.. aamiin.. :)).


Alhamdulillahnya lagi, karena kejadian yang ga mengenakan itu, sy jadi menyadari satu hal. Wahh.. rasanya itu ya... maluuuu... malu banget sama Allah.. -_-". Saya juga sampe malu sendiri nyeritainnya.. Secara, saya sempet berharap banget sama bantuan seseorang, seolah lupa, bahwa Allah lah yang Maha Berkuasa atas urusan hambanya.. Kadang itungan2 logika manusia itu membuat manusia seolah 'diatas awan' dalam merancang rencana mencapai tujuannya. Lupa pada 'Tangan' Maha Dahsyat Yang Punya Rencana tak terduga.

Ibarat kita dari Bogor mau ke Jakarta, yang kita tau jalan termudah ke Jakarta itu ya naik kereta.. naik kereta mesti nyiapin uang secukupnya.. kita udah usaha tuh nyari/nyiapin duitnya.. nah.. tapi uangnya malah ga bersahabat dengan kita.. uangnya pake acara ngilang segala.. lha..berabe deh rencana.

*ok, kita pause dulu ceritanya
sampe disitu, ga ada masalah dengan apa yang dinamakan dengan upaya. dan berharap pun menjadi respon alamiah kita sebagai manusia. Cuma yang jadi masalah itu, kalau kita memberi tumpuan yang besar pada satu jalan yg kita anggap logis, atau bahkan menganggap cuma itulah satu2nya jalan. Seperti seseorang yang kemudian merasa hilang harapan untuk ke Jakarta karena uangnya hilang. Padahal mah, jalan ke Jakarta tanpa duit pun sebenernya banyak banget.. kita nya aja yang ga cukup ilmu dan iman. Lha kok? lho iya, coba kalau kita update status bbm, twiter/fb gini nih misalnya "Eh..eh.. hari ini ada yang dari Bogor mau ke Jakarta ga ya? nebeng dong" << itu kalau yang mukanya cukup tebel wkwkwk... :p Tenang-tenang.. bisa juga kok "nebeng dong" nya diilangin.. dan tinggal follow up respon2 yg masuk aja. tanya satu2, bisa nebeng ga? ahaha.. tetep aja yak? yaa.. seengaknya ga seluruh penduduk bbm,twitter dan fb pada tau.. :D
Ini cuma salah satu contoh ya.. ada banyak jalan yang semestinya ga buat kita jadi putus asa.. Belum lagi, kalau ke Jakartanya itu ternyata dalam rangka suatu kebaikan, dan diniatkan dengan baik dari awal. Dan jika Allah sudah berkehendak, ada aja jalan yang Allah kasih ke hamba-Nya.. bisa aja, tanpa terduga, ada yg nawarin ikut bareng berangkat ke Jakarta misalnya.. (Hemm..temen2 sendiri mungkin punya ceritanya sendiri, gimana Allah nolong kita dengan cara yang ga terduga :)).

Dan saya teringat kembali dengan kajian Min Muqowimat tentang tawakal, tawakal kepada Alllah itu mestilah dilakukan sejak awal, saat proses dan sampai akhir...

Jumat, 02 Agustus 2013

Temperamental

Biasanya saya akan berusaha sekuat yang saya bisa untuk ga up date status di sosmed atau menulis di blog saat kondisi emosi saya benar2 buruk. Saya sadar bahwa melakukannya tidak benar2 memperbaiki kondisi. Ya, mungkin memang akan terasa lebih lega ketika segala caci-maki mampu meluap, melakukan sindiran tajam tanpa mention, atau membuat status yang membuat orang lain berempati dan berada di pihak kita. Ya.. secara naluriah itu memang 'memuaskan'. Ya, jika kita ingin terus menjadi temperamental. 

Pernah suatu ketika, saya membaca up date status seorang teman yg lagi emosi. saya tercengang. Wow..terasa sekali energi negatifnya... saya yang membaca jadi punya banyak interpretasi, "ih temperamen banget sih ni orang", "kasian..", "lebayyy..." dll, yang kesemuanya, ketika saya cerna, ternyata tidak ada satu pun yg positif. Oh, belum lagi klo bicara tentang psikologis alam bawah sadar. memang sih sy ga ahli di bidang itu, tapi sy bisa menyadari perubahan mood sy yang menjadi tidak baik juga ketika membaca sesuatu yang 'berenergi negatif' itu. Dari situ lah saya belajar bahwa meluapkan emosi negatif di sosmed itu sama aja kita berbagi energi negatif ke lingkungan kita.. dan bahwa bisa jadi kita turut menginspirasi orang lain untuk melakukan hal serupa. Oh, jangan salah, sadar atau enggak, walaupun followers kita ga sebanyak ust @FelixSiauw (hehe) tapi ada aja orang2 disekitar kita yang menjadikan kita contoh lho, atau mungkin secara ga sadar terinspirasi. So, think again what you want to do :). Belum lagi, kalau karena tingkah temperamen kita, orang lain membawa-bawa organisasi atau apa yang kita bawa.

Lebih dari itu semua, jangan pernah lupa, bahwa Allah selalu melihat kita.. Bagaimana kita merespon sebuah kejadian menunjukkan setinggi apa kadar keimanan kita. Tenang aja, yg bagian ini, cuma kita yg sadar dan cuma Allah yang tahu :)

ya, memang sih, yang namanya kontrol diri itu memang sulit, saya juga masih belajar, tapi seenggaknya (sekarang) saya sadar.



NB: tentang "energi negatif", kalau yang udah baca buku "Kubik Leadership" pasti paham banget, yg belum? ya baca aja :D hehe.
 










Kamis, 01 Agustus 2013

Insight

Malam ini, saya merasa sangat beruntung.
Tiba-tiba mendapatkan semacam "insight" dari hal biasa.. bukan dari training atau seminar-seminar.

Hanya karena setelah berkumpul dan berdiskusi dengan teman-teman, saya menyadari satu hal tentang diri saya sendiri. Emm.. kali ini memang agak berbeda. Karena sekembalinya ke rumah, setelah ngobrol 'ngalor ngidul' saya sengaja menyediakan sebagian waktu untuk me-"recall"  kejadian seharian dan mengevaluasinya. haha.. gaya bener ya'? ga tau, tiba2 pengen aja. 

Me-recall atau mengulang kembali kejadian seharian ini membuat saya lebih banyak mengambil pelajaran.. dan entah kenapa bisa membuat saya lebih mengontrol diri.. 
"harusnya tadi aku ga ngomong gitu..", "masyaallah.. kenapa aku jadi kebanyakan mikir sih buat memberi sekedar seribu-duaribu?", "Wah. tadi aku nyakitin hati dia ga ya?" "Ya ampun.. kayaknya aku tadi terlalu mendominasi dan memaksakan opini ku deh..", "kenapa ekspresi dia gitu ya? jangan2 aku cuma menang di argumen, tapi ga nyentuh perasaannya" dan berbagai kesadaran2 lain yang baru disadari setelah direnungkan kembali. 

Hemm... saya bener2 takjub dengan cara Allah mengingatkan saya dan membuat saya belajar untuk terus jadi lebih baik.. Walaupun saya udah tau dari dulu, bahwa yang namanya kontemplasi/merenung itu penting.. Rasul juga menganjurkan seorang mukmin untuk rajin melakukan muhasabah diri kan? Cuma, mungkin karena saya yg terlalu spontan dan 'sok sibuk' jadilah merenung adalah aktifitas yg seringkali terlupakan dan teramat jarang dilakukan (saya ga bermaksud meng-kambing-hitamkan karakter bawaan saya ya.. bukan itu, hanya, merenung bagi karakter seperti saya butuh effort yg lebih, ga semudah seperti kebanyakan orang). 

Merenung itu memang baik, tapi juga mesti pas ukurannya. lha, klo kejadiannya malah kebalikan ekstrem dr karakter kayak saya gimana coba? justru sangkin sering merenung, malah galau mulu.. lebih parah lagi kalau mengakibatkan 'kelemotan' dalam bersikap.. hehe.. Emang baiknya muhasabah/merenung itu dilakukan tiap hari. Saya pernah denger Rasulullah menganjurkan kita muhasabah diri malam sebelum tidur (teks tepatnya saya lupa). 

Trus, gimana cara saya membuat pola untuk kebiasaan baru ini coba?
Nah.. lagi-lagi.. Allah itu memang Maha ajaib...
ternyata mendapat tempat tinggal di komplek yg jaraknya lumayan jauh dari akses angkutan umum itu ada baiknya untik saya.. ada maksudnya.. :)
Sekarang, tiap pulang, kalau ga cape banget, saya lebih memilih jalan kaki dari depan komplek menuju rumah.. ya lumayan jauh sih..tapi kebayarlah..demi perkembangan diri.. soalnya pas jalan kaki gitu sy jadi inget buat me-recall kejadian seharian. jadi waktu yg tepat buat sy deh.. :)


ok, met recall moment ;) 
*sebenernya tulisan ini udah nunggu buat dishare di blog sejak beberapa bulan yg lalu diketik di hp saya.. sorry ya Beib..

Rabu, 31 Juli 2013

Wanita semasa

Menjadi wanita solihah itu memang sungguhlah berat, Tak sekedar ketika mampu berhijab.. Tapi lebih dari itu, ini adalah tentang menundukkan sisi ke-naluriah-an seorang wanita demi ketundukan sempurna terhadap Rabb nya.

Menyadarinya -bagi saya- menjadi sesuatu yg penting..
Karena kita ini tak hidup dalam angan2.. 

Kita ini hidup dalam kenyataan yg mengharuskan kita untuk terus "faith"
Kita ini hidup dalam kenyataan yg mengharuskan kita untuk bisa "fight"

terlebih, mungkin menyadari ini juga yang mampu membuat kita bisa lebih berbesar hati...
melapangkan dada terhadap ketidaksempurnaan yg sejatinya selalu ada..

juga, agar berjiwa besar lah kita, yg sering kali khilaf dan mendapati kekhilafan pada dia dan mereka.
bahwa taqwa itu tidaklah semudah berkata.






Jumat, 21 Juni 2013

[Foto] Red Carpet to Success Training

Yapss... 
karena upload di twitter bermasalag terus.. jadilah "Red Carpet to Success" nya citra upload disini aja ya friends.. :)






























Ok, semoga kali ini berhasil..
*sorry yaa..udah ga sempet kasih caption lagi nih..  hehe

*btw, Kalian semua keren! :)

Rabu, 09 Januari 2013

Terapi

Bisa jadi seorang sahabat memberikan "syok terapi" pada sahabatnya karna merasa sayang..
dan sebuah niatan yg baik, akan baik pula jika caranya baik dan tepat.. (bahkan niatan baik pun terkadang bisa saja terbelokan)
Hemm.. baiklah, sebenarnya sy sedang tidak ingin membahas ttg persahabatan atau semacamnya...
Hari ini, akhirnya saya tergerak buat nulis lagi, hanya karena gara-gara tergelitik dengan kata "Syok terapi" hehe.. :D
Dulu, sy biasa aja kalau denger kata syok terapi. Ya wajar aja kalau ada pihak-pihak yang mencoba memberikan syok terapi pada seseorang sebagai treatment yg "mengagetkan" agar orang yang bersangkutan bisa berubah. Banyak dari bentuk syok terapi yg saya saksikan, biasanya berbentuk perlakuan yang tiba2 berubah 180 derajat. Misalnya, menjadi sangat tegas terhadap orang yg dituju, mendiamkan orang yang dituju yang biasanya haha hihi bareng...dll yg semacamnya. Ya, selama ga melanggar syariat, itu bagian dari uslub (cara).  it's okey, itu pilihan orang.
Belakangan ini, pemikiran saya menjadi agak berbeda tentang hal itu. Mungkin, seiring dengan informasi yang semakin banyak masuk dalam benak, dan upaya mengindra fakta lebih dalam. Saya bukan orang yg sulit menerima perubahan.. justru, saya merasa butuh untuk terus berubah. Bunglon dong? bukan. Itu semacam keinginan untuk terus merevisi pembelajaran2 dalam hidup agar menjadi utuh. Dalam prosesnya, toh ternyata pemahaman2 sederhana sewaktu kita kecil akhirnya sedikit demi sedikit berubah. Dan perubahan itu bukanlah sesuatu yg buruk. Justru itulah yg menandakan seorang manusia benar2 hidup. Dan, Itulah kenapa ilmu menjadi sangat penting dalam sebuah perubahan.
 Back to topic :)
Sekarang, bagi saya, syok terapi ga bisa ditelan mentah2. Dalam artian ga bisa asal kita copy paste diuji cobain ke orang-orang disekitar kita. (apalagi kalau niatan kita untuk membantu teman kita menghadapi/menyelesaikan masalah pribadinya).
Karena ga semua bentuk syok terapi tepat untuk seseorang. 
Ya iyalah, manusia itu unik, beda orang beda perlakuannya...
Orang-orang tertentu mungkin tepat dikasih syok terapi. tapi keberhasilan di orang yang satu ga bisa kita samain ke orang lain dengan karakter yg beda.. mau udah 20 kali kita berhasil mengubah org dg syok terapi, itu bukan jadi pembenaran bakalan cocok buat orang ke 21 yang karakternya jauh beda.
Ada orang yang bisa terpecut semangat berubahnya karena tekanan, karena melihat "saingannya" yg lebih maju, dan yang semacamnya. Potensi nya keluar saat kondisi menekannya.
Ada juga orang yang justru ga bisa ditekan. yang "citra diri" nya menjadi semakin jatuh justru saat ditekan paksa. Ya, mungkin tipe yg ini bisa aja bertahan menghadapi tekanan. tapi kekuatannya, potensi dirinya bisa terus terpendam, ga keluar2. Tipe yang ini ngeluarin potensi diri nya justru dengan di suport dan diberi kepercayaan. 
Saya bisa bilang gitu, karena saya pernah menemui dan kenal dengan cukup dalam sama dua tipe yang saya sebut itu... saya ga bisa memperlakukan mereka sama.
Dan, kalau mau dibilang, saya jenis yg kedua. :D (yah.. ketauan deh... :D)
Di banyak kejadian, sy menemukan diri saya menjadi "lebih baik" karena energi positif yang saya baca dan sy indra, karena diskusi2 hangat yang mengalirkan semangat, karena harapan-harapan yg Allah janjikan, karena suport dan kepercayaan pribadi2 istimewa yang bisa melihat sisi kekuatan saya, meyakinkan saya dan menggengamkan tangannya pada saya.
Bersyukur bgt kan, saya bisa menemui orang2 hebat itu? yg penuh energi positif dan sangat sabar...
Ketika sy menuliskan tulisan ini, sy benar2 berharap bisa menjadi bijak menghadapi keunikan dari orang-orang disekitar saya. Sy ingin menggengamkan tangan saya pada "dia yang lain"